Momen Haru Hajime Moriyasu, Samurai di Abad-21

Hajime Moriyasu memberi penghormatan dan meminta maaf karena gagal membawa Jepang lolos ke 8 besar atau perempat final.

Momen Haru Hajime Moriyasu, Samurai di Abad-21
Pelatih Jepang Hajime Moriyasu membungkukan badan setelah Timnas Jepang Gagal Lolos 8 Besar Piala Dunia Qatar 2022
ADVERTISEMENT
Bagikan :
Advertisement

Bidiknews24.com, Jakarta - Di tengah sorak-sorai dan pekik kemenangan membahana di angkasa, lelaki Jepang itu bergerak menuju tepi lapangan. Dia memandang ke arah sebagian penonton yang tertunduk pilu. Pria itu, Hajime Moriyasu, langsung membungkuk. Dia melakukan ojigi, sebagai tanda permintaan maaf.

Advertisement

Semua penonton di stadion maupun di jagad maya terkesima. Di abad 21, pria itu serupa samurai yang baru saja menyelesaikan pertempuran. Tim samurai biru yang dipimpinnya telah bertarung tak kenal lelah. Mereka kalah terhormat setelah seluruh jiwa raga dan tulang dibanting dalam pertempuran.

Dilansir apakabar.com, Bermain di Al Janoub Stadium, Senin (5/12) malam, timnas Jepang unggul 1-0 di babak pertama berkat gol Daizen Maeda pada menit ke-43. Sayang, keunggulan tersebut langsung di balas Kroasia di awal babak kedua lewat gol Ivan Perisic pada menit ke-55, skor menjadi 1-1.

Advertisement

Di babak adu penalti, kiper Kroasia, Dominik Livakovic tampil luar biasa dengan menghalau tiga penendang penalti dari para pemain Jepang.
Hajime Moriyasu membungkuk, lalu memberi penghormatan. Ia juga meminta maaf karena gagal membawa Jepang lolos ke 8 besar atau perempat final. Dia menunjukkan sikap ksatria dan jiwa besar, serupa oase di tengah warga dunia yang kian pongah dan tak mau mengakui kekalahan.

Timn yang diasuhnya telah menorehkan sejarah baru di kanvas sepakbola dunia. Timnya mengalahkan dua mantan juara dunia yakni Spanyol dan Jerman. Timnya juga bermain imbang melawan Kroasia yang tampil fantastis di Piala Dunia edisi sebelumnya.
Setelah melakukan aksi membungkuk itu, dia pun membuat pernyataan saat konferensi pers. “Ini adalah era baru. Mereka menunjukkan pada kami era baru masa depan sepakbola Jepang,” katanya.

“Para pemain bisa berpikir untuk bersaing melawan seluruh dunia dari level yang sama," katanya sebagaimana dikutip BolaStylo dari Goal International.
"Kami mengalahkan Jerman, kami mengalahkan Spanyol, kami mengalahkan dua mantan juara dunia. Jika kami berpikir untuk maju daripada stagnan, masa depan pasti akan berubah.”
Dia melanjutkan, "Jika sepakbola Jepang terus ingin berada di panggung terbaik, saya yakin itu kami akan mampu mengatasi penghalang ini.”

Halaman:
Advertisement
(Marthinez/BN24)