"Manuver" di Puncak Beringin
Berhembus kabar adanya manuver Bahlil Lahadalia dan dan Agus Gumiwang untuk menggelar Munaslub.Gunjangan terus berulang di tubuh partai yang berlambang beringin ini. Sejak reformasi pada 1998, pergantian Ketua Umum Partai Golkar, kerap terjadi lewat Munaslub. Lebih dari tuju anggota pengurus golkar, mengatakan Partai Golkar akan segera menggelar Musyawara Nasional Luar biasa ( Munaslub).
BidikNews24.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto secara tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar. Melalui rekaman video yang diperoleh BidikNews24.com, Airlangga menyebut keputusan pengunduran dirinya dari Partai Golkar, diambil pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
Airlangga Hartarto mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar, setelah menerima surat panggilan dari Kejaksaan.
Disisi lain, berhembus kabar adanya manuver Bahlil Lahadalia dan dan Agus Gumiwang untuk menggelar Munaslub.Gunjangan terus berulang di tubuh partai yang berlambang beringin ini.
Sejak reformasi pada 1998, pergantian Ketua Umum Partai Golkar, kerap terjadi lewat Munaslub. Lebih dari tuju anggota pengurus golkar, mengatakan Partai Golkar akan segera menggelar Musyawara Nasional Luar biasa ( Munaslub).
Langkah mundurnya Airlangga dari posisi Ketum Partai Golkar tak lepas dari kuatnya benturan antar kekuatan di internal Partai Golkar, di mana faksi-faksi besar mulai berbenturan satu sama lain sejak jelang Pilpres 2024 lalu.
Hal ini terlihat dari ketika Golkar masih ke sana-sini dalam koalisi pilpres sebelum bergabung di KIM.
Benturan ini sempat terlihat ketika Golkar tengah utak-atik koalisi Pilpres, di mana saat itu Golkar sempat hampir mendekat dengan PDIP.
"Hal itu diyakini sejumlah kalangan sebagai alasan mengapa akhirnya Airlangga sempat diperiksa lembaga penegak hukum terkait kasus minyak goreng. Selain itu, adanya kekuatan tersembunyi tampaknya kembali bergerak karena langkah dan keputusan Airlangga di sejumlah Pilkada dianggap kurang tegas dan sering memunculkan ketidakpastian.
Disinyalir ada kekuatan tersembunyi atau 'the invisible hand' yang bergerak di balik keputusan Airlangga tersebut.