Kritik Ekonom vs Visi Jokowi: Hilirisasi Sebagai Pilar Ekonomi Berkelanjutan
Presiden Jokowi merespon kritikan terkait kebijakan hilirisasi dengan mempertahankan pentingnya memberikan nilai tambah pada komoditas nikel dan Sumber Daya Alam (SDA) lainnya.
BidikNews24.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, merespon kritikan dari Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri, terkait kebijakan hilirisasi, khususnya pada komoditas nikel. Dalam pidato yang disampaikan di hadapan anggota MPR, DPR, dan DPD RI, Presiden Jokowi mempertahankan pentingnya kebijakan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri dan kesejahteraan rakyat.
Presiden Jokowi menegaskan bahwa kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) saja tidak cukup, dan Indonesia harus mampu mengolah sumber dayanya untuk memberikan nilai tambah dan menyejahterakan rakyatnya.
Dia mengatakan bahwa kebijakan hilirisasi yang sedang digencarkan adalah untuk melakukan transfer teknologi, memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisir dampak lingkungan.
Selain komoditas mineral, Jokowi juga menekankan bahwa kebijakan hilirisasi tidak hanya terbatas pada komoditas tambang.
Baca Juga : Presiden Jokowi Sampaikan Proyeksi Pendapatan dan Belanja Negara dalam RAPBN 2024
Komoditas non mineral seperti sawit, rumput laut, kelapa, dan komoditas lainnya juga akan dihilirkan dengan mengoptimalkan kandungan lokal dan bermitra dengan UMKM petani dan nelayan, sehingga manfaatnya dirasakan oleh rakyat kecil.