Indonesia Menuju Mobilitas Ramah Lingkungan

Indonesia Menuju Mobilitas Ramah Lingkungan
Indonesia Menuju Mobilitas Ramah Lingkungan

BidikNews24.com, Jakarta - Industri kendaraan listrik di Indonesia sedang mengalami transformasi yang menarik.

Peralihan dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global dan pencemaran udara.

Namun, di balik janji mobilitas ramah lingkungan ini, terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi demi mewujudkan industri kendaraan listrik yang berkelanjutan.

Komitmen Menuju Kendaraan Listrik

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya dalam menghadapi perubahan iklim dan penerapan teknologi ramah lingkungan.

Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 mengenai Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle atau BEV) menjadi tonggak penting dalam upaya mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia.

Hal ini mencakup pengembangan industri kendaraan bermotor listrik, infrastruktur pengisian listrik, dan pengaturan tarif tenaga listrik untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

Potensi Bahan Baku dan Tantangan Teknologi

Indonesia memiliki potensi besar dalam penyediaan bahan baku untuk industri kendaraan listrik, terutama nikel.

Cadangan nikel yang melimpah membuat Indonesia menjadi penyumbang terbesar bahan baku untuk baterai kendaraan listrik di dunia.

Namun, pengembangan industri baterai dan teknologi pengolahan nikel masih menjadi tantangan.

Dibutuhkan upaya dalam menguasai teknologi tingkat tinggi untuk memproses dan mengolah nikel menjadi baterai berkualitas tinggi dengan biaya terjangkau.

Infrastruktur dan Kendala Pengisian

Infrastruktur pengisian kendaraan listrik menjadi aspek krusial dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik. Meskipun teknologi pengisian semakin canggih, ketersediaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) masih terbatas.

Baca Juga : Kendaraan Listrik Jadi Pilihan Transportasi Ramah Lingkungan

Perlu upaya bersama antara pemerintah dan sektor swasta dalam membangun jaringan pengisian yang luas dan mudah diakses oleh masyarakat.

Penerimaan Masyarakat dan Dukungan Regulasi

Selain hambatan teknologi dan infrastruktur, penerimaan masyarakat terhadap kendaraan listrik juga menjadi faktor penentu.

Meskipun telah ada insentif seperti pembebasan pajak dan tarif kendaraan bermotor yang lebih murah, pendekatan edukasi dan peningkatan kesadaran tetap diperlukan.

Dukungan pemerintah dalam bentuk regulasi dan insentif yang lebih komprehensif dapat membantu menciptakan permintaan yang lebih tinggi terhadap kendaraan listrik.

Mencapai Masa Depan Ramah Lingkungan

Industri kendaraan listrik di Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks dalam upaya menuju mobilitas yang ramah lingkungan.

Teknologi, infrastruktur, penerimaan masyarakat, dan dukungan regulasi semuanya merupakan bagian dari pusat perhatian.

Dengan kerjasama yang erat antara pemerintah, industri, dan masyarakat, industri kendaraan listrik dapat mengatasi tantangan ini dan berkontribusi dalam menciptakan masa depan transportasi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

(Reza Falastian/BN24)